Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan negara yang berdaulat .
Demi melindungi keselamatan hidup seorang atau sekelompok pejuang (TKR/BKR) yang bersembunyi di tempat persembunyian dari kejaran tentara penjajah, mereka berani mengucapkan, ”disini tidak tidak ada pejuang tuan”, atau, ”saya tidak tahu tuan”, walaupun mereka tahu. Dan untuk semua itu resiko yang mereka tanggung adalah mencicipi pukulan laras senapan dan tendangan sepatu para tentara penjajah, dan yang fatal adalah mereka rela dan ikhlas menerima timah panas yang keluar dari senapan penjajah dan bersarang di jantung atau dikepala mereka demi keselamatan dan kelangsungan para pejuang untuk berjuang. Bahkan bukan jiwa dan raganya saja, namun mereka berinisiatif mengumpulkan seluruh hartanya demi untuk membeli sebuah pesawat terbang untuk membantu perjuangan bangsa ini. Lengkaplah sesungguhnya perjuangan dan pengorbanan rakyat kecil ini.
Oleh karena itu, cobalah kita sebagai bangsa yang besar untuk tidak melupakan sejarah. Bahwasanya tanpa ada pengorbanan yang sangat besar dari rakyat kecil, negeri ini tidak akan ada artinya, tidak akan ada kebanggan dan semangat juang yang muncul demi membela negeri ini sampai saat ini. Negeri ini berbeda dari negeri – negeri lainnya, tanah air ini beraroma darah perjuangan rakyat kecil, nusantara ini bagaikan diselimuti oleh arwah – arwah para pejuang dan rakyat kecil. Oleh karena itu pula, kita sebagai generasi muda yang akan ataupun sedang berjuang dalam melanjutkan perjuangan ini, hendaknya tetap ingat dan selalu ingat akan penderitaan rakyat kecil.
Bagi TNI yang sejarahnya berasal dari TKR/BKR, yang selalu dilindungi oleh rakyat kecil, sebab tanpa ada bantuan rakyat kecil mungkin perjuangan TKR/BKR hingga menjadi TNI tidak akan berhasil. Oleh karena itu dalam pembangunan ini, mohon dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis sebagai rakyat kecil untuk lebih mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesejahteraan rakyat kecil. Mungkin dapat dikatakan ini merupakan balas budi atas darah dan nyawa yang telah dikorbankan demi terciptanya kadaulatan Negeri ini, khususnya TNI, karena TNI merupakan kumpulan prajurit yang berasal dari rakyat kecil pula.
Dan diharapkan bangsa ini memiliki pemimpin yang berjiwa merakyat. Merakyat dalam hal ini bukan suka berkumpul dengan masyarakat kecil, meresmikan sesuatu dengan masyarakat, atau berdialog dan bersalaman dengan masyarakat di pasar atau pun di jalanan. Namun jiwa merakyat adalah jiwa yang mengerti akan kesusahan rakyat, mengerti akan kesengsaraan rakyat dan mengerti akan kebutuhan rakyat, dan bahkan kalau bisa dia juga pernah merasakannya pula.
Dalam berbicara mengenai pemimpin pada saat ini, seorang pemimpin harus benar – benar dapat membagi rakyat dalam beberapa kelompok agar dapat bertindak lebih adil, bijaksana dan demokratis. Kelompok yang dimaksud ini adalah pertama adalah kelompok rakyat yang berdaya beli tinggi ke atas, kedua kelompok rakyat yang berdaya beli menengah dan yang ke tiga kelompok rakyat yang memiliki daya beli kecil kebawah atau bahkan tidak mempunyai daya beli. Dari sini seorang pemimpin dapat melihat kelompok mana yang hanya sekedar dibantu, kelompok mana yang perlu dibantu dan kelompok mana yang memang harus benar – benar dibantu.
Jadi jangan sampai lagi terulang dalam pemerintahan yang akan datang mengeluarkan kebijakan subsidi untuk terigu yang mana merupakan bahan baku untuk roti. Sebagian besar yang mengkonsumsi roti merupakan kelompok masyarakat yang memiliki daya beli menengah keatas. Selain itu dalam hal bahan bakar, dalam menentukan harga bahan bakar hendaknya untuk saat ini jangan berdasarkan sistem pasar. Sebab, kalau semua ini dilakukan yang terasa sekali merasakan ketidak adilan ini adalah rakyat kecil dalam hal ini producen kecil yang dalam proses produksinya ini memerlukan bahan bakar, baik itu bensin, solar atau pun minyak tanah.
Memang pada kenyataanya pada saat ini, masyarakat kecil selalu ditindas. Sekolah umum yang sudah lama berdiri, demi kepentingan pengusaha untuk membangun pusat perbelanjaan harus digusur, demi nama baik seorang pengusaha seorang buruh yang protes akan kebijakannya harus dibunuh dengan menggunakan tangan oknum TNI, mahasiswa yang demonstrasi mengkritik kebijakan perintah harus diculik dan bahkan sampai saat ini ada yang belum kembali, dan penanganan TKI/TKW yang tersiksa dan yang disiksa bahkan dibunuh diluar negeri juga tidak serius menanganinya, bahkan rakyat Aceh yang telah menyumbangkan hartanya untuk membeli pesawat terbang harus dijadikan wilayah DOM. Padalah jika kita pikir, seorang pemimpin tidak akan memimpin kalau tidak ada dukungan dari rakyat.
Pengorbanan rakyat kecil sudah sangat banyak untuk kelangsungan hidup bangsa ini. Tapi yang sangat disayangkan rakyat kecillah yang selalu dipersalahkan. Rakyat kecillah yang selalu ditindas dan dikorbankan. Perhatian dan keseriusan dalam menangani masalah rakyat kecil sangatlah tidak sebanding dengan darah yang telah dikorbankan untuk menciptakan kedaulatan bangsa ini. Rakyat kecil saat ini masih sangat butuh perhatian, bimbingan serta bantuan.
Negara tanpa ada pemerintahan, bukanlah suatu negara, namun pemeritahan bila tidak didukung oleh rakyat juga tidak akan tercipta dan berjalan. Jadi diharapkan, presiden dan wakil presiden nanti memiliki jiwa kerakyatan, kesederhanaan, jujur, tegas, disiplin, inovatif kreatif dan berani mengambil keputusan serta berani mempertanggung jawabkannya demi kesejahteraan seluruh rakyat dan tetap memikirkan serta memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil.
PUISI DARI RAKYAT OLEH RAKYAT DAN UNTUK PEMIMPIN RAKYAT
Oleh : Purwaning Baskoro
Kami adalah rakyat
Kami berjuang dan berkorban untuk kedaulatan rakyat
Dan untuk mengharapkan kemakmuran rakyat
Kami adalah rakyat
Dalam hati kami tidak pernah tersirat
Untuk memiliki pemimpin yang berjiwa penjahat
Kami adalah rakyat
Yang selalu setia pada rakyat
Darah yang telah tumpah dikorbankan
Adalah bukti kesetian dan perjuangan
Untuk kemerdekaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar