Senin, Januari 21, 2008

BERKOMUNIKASI DENGAN TUHAN ???

Fenomena seperti judul di atas inilah yang terjadi saat ini. Dimana sebagian besar umat beragama kurang yakin dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Namun salahkah ??? Salah atau tidak salah sesungguhnya bukan porsi kita untuk menilai, kita sebagai manusia yang lemah tidak pantas untuk menilai. Namun berkomunikasi dengan Tuhan dapatkah ??????? itu yang akan kita diskusikan.

Dalam kehidupan kita sehari - hari, kita sering terbentur dengan suatu permasalah yang sifatnya harus memilih diantara dua pilihan, apakah itu untuk menilai baik atau tidak, diterima atau tidak, memilih yang kanan atau yang kiri, memilih pasangan hidup, mengambil keputusan dalam bisnis, memilih tempat kuliah ataupun jurusan kuliah yang tepat, dsb. Banyak sekali pertanyaan - pertanyaan yang sejenis itu muncul dalam hati dan pikiran kita.

Dalam kehidupan beragama, dan dalam pendidikan agamapun kita selalu mendapat anjuran untuk meminta kepada Tuhan (lihat Al-Quran: Al Baqoroh ayat 45,153, Surat Al Ankabuut ayat 17 dan Surat Al Mukmin ayat 56) . Dalam pelajaran agama islam di sekolah kita disarankan untuk sholat Istikhoro (sholat minta pentunjuk), dimana sholat tersebut diniatkan untuk mendapatkan jawaban atas kebimbangan kita. Namun kebanyakan dari kita, sebelum meminta saja sudah bingung, apalagi sudah meminta danapalagi melakukan sholat tersebut malah terlihat jadi tambah bingung, sebab muncul pertanyaan baru, bagaimana mendapat jawaban dari pertanyaanya tersebut.

Bingung, itulah kata kuncinya. Kenapa kita bingung ? alasan yang mendekati kenapa kita bingung biasanya karena kita tidak yakin. Karena kita tidak yakin kita bingung. Suatu contoh dalam menterjemahkan tulisan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia dengan tulisan yang jelas dan rapih, maka kita akan yakin dalam menterjemahkannya. namun sebaliknya jika tulisannya berantakan, buram, dan tidak jelas, maka yang ada malah membingungkan, dan akhirnya kita tidak yakin akan kualitas terjemahan kita.

Dalam hal komunikasi kepada Tuhan kunci utamanya adalah yakin, yakin kepada Tuhan, yakin Tuhan itu ada, yakin Tuhan itu mendengar (Al Mukmin: 56), dan yakin bahwa Tuhan itu menyampaikan informasi dan mengabulkan doa (Al Baqoroh : 186) ataupun permintaan kita. Tanpa ada keyakinan maka komunikasi itu tidak akan terjadi.

Penjelasan tentang komunikasi dengan Tuhan pada saat ini sesungguhnya sudah ada dan sangat jelas. Bahkan kalau kita lihat lebih dalam lagi, sesungguh perangkat komunikasi tersebut sudah tertancap di dalam tubuh kita.

Saat ini kita tahu, bahwa teknologi tercanggih dalam berkomunikasi adalah hand phone. Dengan Hand phone/ ponsel kita dapat menghubungi seseorang di manasaja, bahkan kita sendiri tidak tahu lokasi orang tersebut berada. Dan bahkan untuk teknologi yang lebih modern, kita dapat bertatapan langsung dengan lawan bicara kita dengan menggunkan Ponsel.

Lantas, kenapa kita saat ini banyak membeli ponsel untuk mepermudah berkomunikasi, dan kenapa pada saat kita rindu dengan seseorang yang ada dibelahan bumi lainnya kita tidak ragu untuk menggunakan ponsel. Lalu pada saat kita lupa tentang pelajaran disekolah lalu kita tidak ragu menggunakan ponsel untuk bertanya kepada teman ? jawabannya hanya satu, yaitu kita yakin bahwa dengan media ponsel kita yakin dapat berkomunikasi.

Keyakinan kita terhadap ponsel tidak sebatas pada bentuk fisiknya saja namun kita yakin bahwa posel itu memiliki SIM Card, ponsel itu memiliki power/ batrei, ponsel itu merek yang bagus, posel itu tidak rusak, ponsel itu juga dapat menerima respon. Dari keyakinan itu maka kita dapat melakukan komunikasi tanpa keraguan secuil pun.

Selain dari sisi ponsel, kita juga sangat yakin bahwa orang yang akan kita hubungi juga memiliki ponsel, dan kita juga yakin bahwa nomor yang kita pencet adalah nomor orang yang akan kita hubungi.

Dalam konteks berkomunikasi dengan Tuhan, maka ponsel adalah gambaran dari diri kita.

Gambar 1. Manusia dilihat dari sisi kerangka dan aliran (sikuit darah)














Gambar 2. Hand Phone dilihat dari sisi kerangka dan aliran (sikuit listrik)













Walaupun secara fisik berbeda, namun secara fungsi komunikasi ada persamaannya.

Seperti yang telah diutarakan di atas, selain keyakinan, kondisi fisik ponsel juga harus mendukung. Maka sama halnya dengan komunikasi dengan Tuhan. Walaupun kita yakin, namun tidak disuport oleh perangkat yang ada seperti hand phone, maka komunikasi tidak akan terjadi.

Untuk dapat berkomunikasi lancar HP harus dan dapat bekerja dengan normal, manusia pun juga, jika manusia itu gila, maka tidak akan bisa.

Signal pada HP bagus, begitu juga manusia. Signal pada manusia dapat dikatakan kondisi batin seseorang. Jika signalnya buruk (sedih, murung, marah, gelisah) maka sulit akan menciptakan komunikasi.

Selain signal HP harus disuport oleh bateri/ power agar kelangsungan proses komunikasi tetap terjaga, sebab jika batreinya mati HP tidak dapat energi. Begitu juga dengan manusia, sanagat memerlukan energi. Tanda energi kita sulit beraktivitas, apalagi beribadah.

Jika energi pada HP berkurang maka HP harus di charge / di strum (memberikan tambahan energi listrik). Sama halnya dengan manusia. Manusia pun juga memerlukan energi listrik agar dapat membangkitkan semangat dan tenaga bathin, sehingga ruhani menjadi kuat.

Dalam hal makanan HP harus disuport dengan pulsa, begitu juga dengan manusia harus diberikan makanan untuk memberikan tenaga.



Bersambung...........

1 komentar:

alfira mengatakan...

Ass. Wr.Wb.
Luar biasa, suatu pemahaman yang sudah mencapai tahap pembuktian dan diimplementasikan dalam sebuah tulisan yang mudah dipahami, mudah2an akan menjadi inspirasiku untuk selalu istiqomah. amin. salam...